Maryam

Surat Maryam dibuka dengan dua kisah yang berbeda tapi memiliki benang merah yang sama. Pertama kisah tentang Nabi Zakaria a.s yang berdoa kepada Allah untuk meminta keturunan. Doa tersebut dijawab Allah dengan menganugerahkan kepada Zakaria seorang anak yang sholeh yang juga seorang nabi bernama Yahya. Usia Zakaria pada saat itu sudah udzur dan istrinya dalam keadaan mandul. Logika manusia Zakaria mengatakan bahwa hal tersebut tidak mungkin dan ia sampaikan hal itu melalui dialognya kepada Allah. Kemudian Allah menjawab bahwa hal itu adalah mudah bagi-Nya.

Kisah yang kedua adalah kisah tentang Maryam. Dikisahkan bahwa Maryam adalah perempuan yang sholihah dan dari keturunan yang baik dan terhormat. Allah melalui malaikat Jibril mengabarkan bahwa Maryam akan dianugerahi seorang anak yang kelak akan menjadi Nabi, yaitu Nabi Isa a.s. Sama seperti yang dilakukan oleh Zakaria, Maryam mempertanyakan hal tersebut karena bertentangan dengan logika kemanusiaannya. Bahwa adalah wanita yang suci dan bukan pezina. Tetapi Allah memberikan jawaban yang sama kepada Maryam, itu adalah sesuatu yang mudah bagi Allah SWT.

Kisah diatas memberikan insight kepada kita bahwa kekuasaan Allah melebihi apa yang dapat dicerna oleh akal manusia. Ada hal-hal ghaib yang saat ini belum atau bahkan tidak akan pernah bisa dipahami oleh pengetahuan manusia. Keyakinan insan pada hal-hal ghaib itulah yang menjadi inti dari agama. Keyakinan itulah yang disebut iman. Critical point yang memisahkan antara agama dan materialisme.

Dua kisah tersebut memiliki kesamaan yang menarik. Keduanya mengisahkan tentang seputar proses biologis manusia untuk memiliki keturunan. Satu kisah tentang ketidakmungkinan memiliki keturunan karena usia dan faktor kesuburan. Kisah yang lain tentang keniscayaan memiliki keturunan karena tanpa proses bertemunya sel kelamin laki-laki dan perempuan. Yang menarik adalah, Allah seakan ingin menjelaskan tentang inti agama ini melalui sesuatu yang sangat dekat dengan materialisme, yaitu sains. Lebih menarik lagi dalam kisah ini qur’an tidak memakai tema social sains yang boleh jadi debatable dan multi tafsir, tetapi memakai konteks biologi, natural sains. Sains yang sulit dibantah karena mendasarkan intinya pada data dan fakta experimental. Seakan Allah SWT ingin mengajarkan kepada manusia tentang keyakinan kepada hal yang ghaib dengan cara yang paling mudah difahami secara luas oleh manusia, namun juga sangat bertentangan dengan logika kemanusiaannya. Dan itulah inti dari agama. Itulah iman.
Wallahualambishowab.-

Pasar Rebo, Jumat pagi 8 Februari 2013

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Kraljic Matrix

Tipe Spesifikasi

Kompetensi Penting untuk Procurement Professional