Syukur
Dalam buku “Al Janib Al ‘Athifi fil Islam” atau dalam edisi bahasa Indonesia berjudul “Segarkan Imanmu”, Dr Muhammad Al Ghazali mengutip ayat 23 dari surat Yusuf.
‘…Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.’
Ayat tersebut menyebutkan tentang respon Yusuf a.s. ketika diajak oleh istri tuannya untuk berkhianat dengan istri tuannya tersebut. Yusuf menolak ajakan tersebut dengan menyebutkan bahwa tuannya sudah memperlakukan dia dengan baik, sehingga dia tidak mau untuk mengkhianatinya.
Syaikh Muhammad Al Ghazali menyebutkan bahwa status Yusuf pada saat itu adalah sebagai budak dari penguasa di Mesir. Namun hal tersebut tidak membuat Yusuf kehilangan rasa terima kasih (baca: syukur) terhadap tuannya tersebut karena walaupun sebagai budak, ia telah diperlakukan dengan baik.
Nabi Muhammad SAW mewasiatkan dalam hadisnya, “Barangsiapa tidak bisa berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak akan bisa berterima kasih kepada Allah”.
Wujud dari rasa syukur kita kepada manusia adalah kita berterima kasih dan berbuat baik kepadanya. Sedangkan wujud rasa syukur kita kepada Allah adalah berterima kasih dan senantiasa mengagungkan asmanya seta mengingat dan memujinya setiap saat. Menggunakan dan merawat setiap nikmat yang telah Allah berikan dengan baik. Beribadah dan menyebarkan kebaikan di dunia.
Wallahua’lam.-
Jakarta, 19 Januari 2017
Comments
Post a Comment