Busway
-Masih tentang naik busway. Kadang kita kurang menghargai sesuatu dan take it for granted saja. Tapi jika kita refleksi ke belakang sedikit saja, boleh jadi kita akan lebih bersyukur. Contohnya transportasi umum di Jakarta. Tak terasa, sudah banyak perubahan besar.
Busway yang saya naiki ini contohnya adalah salah satunya. Sangat berbeda dengan tranpsortasi di Jakarta 10 atau 15 tahun yang lalu. Singkatnya, semakin aman, nyaman dan murah.
Contoh lain adalah KRL. Dulu KRL bagaikan kereta ajang uji nyali. Kereta dan stasiun kumuh tak terawat, rawan kejahatan, penumpang berjubel dan bergelantungan sampai ke atap. Kalau mau nyaman naik kereta patas AC yg tidak murah. Perbaikan dilakukan. Sekarang KRL lebih baik. Gerbong AC dan bersih. Stasiun aman dan nyaman. Tarif tetap merakyat.
Transjakarta busway kurang lebih sama. Jaringan semakin luas. Armada semakin banyak. Bersih, aman dan nyaman. Dan yang paling penting tetap murah.
Perubahan memang perlu waktu. Ia adalah hasil kerja jangka panjang yang sering tidak kita sadari. Bukan cuma sekali dua kali periode kepemimpinan. Perbaikan adalah hasil kerja dalam sepi. Tak populer.
KRL memang masih penuh berjubel di jam sibuk. Busway masih banyak pula kekurangannya. Mulai dari masalah integrasi antar moda, jadwal, macet, pelayanan, sistem pembayaran, dll. Jadi masih banyak PR. Tapi tidaklah bijak jika kita terus berkeluh karena kondisi saat ini tanpa kita melihat ke belakang, untuk kemudian bisa mensyukuri perubaikan yang telah dilakukan. Dan tentu saja sudah bisa kita nikmati sebagian hasilnya.
Dengan pandai bersyukur, semoga Tuhan tambahkan alasan agar kita semakin bersyukur. Dan jangan sampai kita tak pandai bersyukur. Yang karenanya, Tuhan akan diberikan alasan untuk kita menjadi semakin tak bersyukur.-
— Jakarta, 30 Januari 2020
Comments
Post a Comment