Memahami Konsep Cost dan Price



Procurement profesional perlu memahami konsep Cost (biaya) dan Price (harga) sebagai langkah awal memahami Cost management. Mungkin hal ini terlihat sederhana, namun saya masih sering menjumpai pemahaman yang kurang tepat di kalangan procurement profesional mengenai hal ini.

Cost vs Price

Cost dalam kaitannya dengan procurement harus dipahami dari dua perspektif. Pertama, Cost yang dikeluarkan oleh supplier untuk memproduksi produknya. Kedua, Cost yang harus dikeluarkan customer terkait produk yang dibeli dari supplier, atau yang lebih dikenal dengan Total Cost of Ownership (TCO).

Terkait cost yang pertama. Setelah supplier memperhitungkan semua cost yang dikeluarkan, supplier akan menambahkan sejumlah Profit untuk menentukan harga jual produknya (Price). Sehingga bisa dikatakan Price sama dengan Cost ditambah Profit.

Dalam proses pembelian, Price (harga) akan dinegosiasikan oleh buyer dan supplier. Sehingga harga final adalah nilai yang disepakati oleh buyer dan supplier atas pembelian produk dari supplier.

Besaran Price dipengaruhi oleh Cost dan Profit. Namun besaran Price juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti situasi demand dan supply, kondisi kompetisi pasar, regulasi pemerintah, dll.

Terkait dengan cost yang kedua, yaitu TCO. Harga harus difahami sebagai salah satu komponen dari TCO. Komponen yang lain dari TCO adalah semua cost yang akan timbul dari proses membeli, menggunakan, dan me-maintain produk tersebut sampai dengan habis masa pakainya.

Dengan memahami konsep diatas, diharapkan buyer dapat membedakan antara Cost dan Price. Hal ini penting agar buyer tidak hanya berfokus kepada Price yang ditawarkan supplier, namun juga berfokus kepada Cost yang dikeluarkan supplier dan kepada total cost yang kita keluarkan atau TCO.

Mengapa cost? Karena potensi bagi buyer untuk mendapatkan harga yang lebih rendah dari pengurangan margin Profit supplier relatif terbatas, karena pada umumnya relatif kecil terhadap harga. Selain itu, supplier juga akan berusaha menjaga Profit di level yang diinginkan. Sehingga akan ada resistensi dan berdampak negatif dalam hubungan jangka panjang. Di sisi lain, potensi untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif akan lebih besar dari pengurangan Cost, karena komponen cost pada umumnya lebih besar, serta Profit dari supplier relatif tidak akan terganggu.

Kedua, dengan berfokus kepada TCO, buyer akan dapat memastikan mendapatkan total cost yang paling kompetitif dan tidak hanya memperhitungkan harga beli produk saja yang tidak merepresentasikan total cost.

Pada post berikutnya kita akan membedah apa saja komponen cost supplier.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Kraljic Matrix

Tipe Spesifikasi

Kompetensi Penting untuk Procurement Professional